HoPpiPoLaa


Sunday, May 22, 2011

Parade Orang Penting

Sekonyonng-konyong mereka berkumpul.
katanya sih ingin menmpakkan wibawa dan kedewasaan.
eh eh,,
malahan konspirasi dan kekerasan verbal yang secara tak sengaja terlegitimasi yang meluap serta menguap.
dungu, sungguh keterlaluan dungu tingkah mereka..
ajaib dan sungguh mengejutkan!

mereka duduk duduk berjejer,
seakan bersahabat erat melekat berurat...
tapi, sungguh..
lihat sebentar lagi..
nah nah kan!!
apa saya bilang...
tepuk tangan riuh rendah dari penonton layar kaca
suit suit seperti melihat wanita binal nari striptis menggoda birahi..
penonton tepuk tangan lagi.
melihat mereka berdebat hebat penuh bakat...
gembiraaaa!
penonton gembiraaaa...
parade orang orang penting memanas...
berebut tempat paling tinggi di lembaga itu.
 lihat itu, heh!
orang-orang bule juga ikut...
hebohnya.. heboh, heboh, heboohh!

serang sini, serang situ dengan konspirasi verbal..
jatuhkan si joko, gulingkan si agus...
ayo ayoo,
siapa saja saya siap.
tinggal bayarannya siapa yang paling tinggi, dia yang menang...
betapa, betapa, betapaaa...
penonton kegirangan!
parade belom juga berakhir...
nanti, belum saatnya momen menggairahkan ini berakhir.
belum saatnya mereka lelah berebut duduk dikursi itu,
belum... belum, tentu belum.
selama celah masih menganga, siapapun siap merebut!
semangat mereka sangat membara,
mengalahkan Jenderal Sudirman, mungkin.
mengalahkan Ahmad Yani, mungkin.
mengalahkan KPK, itu juga mungkin.
Coba saja semangat itu dibarakan lagi ketika mereka dihadapkan pada kasus korupsi basi..
yaaahh,, paling banter mereka cuma meringis najis...

hopla!
parade orang-orang penting masih bergulir..
tunggu saja dilayar kaca.
merekalah lelakonnya...
merekalahlah judulnya,
merekalah sutradaranya,
merekalah parodinya,
merekalah yang mencuri perhatian...
dan kita, hanya tertawa  untuk lalu mematikan televisi.
dan berkata, "ah bosan..."

hening...

Wednesday, May 18, 2011

Ini Bukan Curahan Hati

tekanan ini membingungkan saya.
saya ingin teriak,"SIALAN!"... tapi terdengar tidak patut.
menjemukan terus mengeluh.
memang menyebalkan menggerutu.
hanya saja,
pekikan putus asa membuat saya mual.
mungkin, sebenarnya bukan keputusasaan yang membuat saya mual, tapi pnyakit lambung saya.
inilah lagi, bentuk keluhan lain...
bukannya saya tidak tegar,
tapi hanya bosan saja.
tertegun diposisi menyusahkan dan kritis jika dilihat dari segala sudut.
mendebarkan jika diungkap...
perlahan membuat akal sehat menjadi buram..
menjadikan yang hitam terlihat putih,
yang putih terlihat abu-abu,
sehingga tidak ada yang benar-benar putih..
maha dahsyat dampak depresi inii...

saya ingin melompati jurang terdalam
mengarungi segitiga bermuda
meludahi petinggi-petinggi negara
dan hal-hal frontal lainnya...
yang membuat adrenalin saya terganggu dan minta diperhatikan..
yang membuat spontanitas saya menggelegar supaya saya bisa berteriak tanpa tanya
"AKU SUSAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHH!!!"

seperti itulaaahh..
ya, seperti itulah.
gusar-gusar yang mendayu di otak saya.
minta untuk disudahi......

Maaf, ini membuat saya ingin tertawa


Saya tidak pernah mengharapkan sesuatu yang lebih dari dia,
Tidak juga mengharapkan sesuatu diluar nalar…
Tidak lebih dari konsistensi perhatian,
Kasih sayang,
Yang nyata.. yang bisa saya rasakan..
Yang bisa saya sentuh, dan saya tahu kalau itu nyata.
Bukan harapan yang di ucapkan disaat bersitegang,
Bukan janji yang diucapkan saat amarah saya memuncak…
Tapi perhatian yang nyata,
Yang menyentuh hati saya…
Yang membuat saya tahu bahwa saya tidak sedang bersama orang yang salah.
Yang membuat saya yakin bahwa waktu saya tidak terbuang percuma…
Bahwa saya mempertahankan sesuatu yang nyata.
Bukan sandiwara, apalagi rekayasa…

Katakan, saya memang berlebihan…
Saya memang dramatis,
Saya memang traumatis,
Saya memang seorang apatis,
Terhadap kata-kata kosong…
Kata-kata tak bertuan,
Kata-kata sampah, serampangan, tak punya tujuan…